Januari 2019

Internet Sehat : YouTube menjadi perusahaan Silicon Valley terbaru yang memperbarui kebijakan moderasi seputar teori konspirasi QAnon. YouTube mengumumkan bahwa konten yang menargetkan atau melecehkan orang berdasarkan teori konspirasi akan dihapus. Namun, YouTube tidak akan mengeluarkan larangan menyeluruh pada konten QAnon.Dalam blog resmi perusahaan yang dirilis pada Kamis (15/10) YouTube mencoba untuk mengekang pelecehan dan kebencian dengan menghapus lebih banyak konten teori konspirasi yang digunakan untuk membenarkan kekerasan di dunia nyata. Artinya, jika orang-orang memposting video tentang QAnon dan menuduh apa pun yang dapat mengakibatkan bahaya atau pelecehan nyata bagi orang atau kelompok tertentu, video tersebut akan dihapus. Blog YouTube tidak membahas apakah akun tersebut akan dihapus atau tidak, meskipun YouTube cenderung menerapkan kebijakan tiga teguran sebelum saluran dihapus.YouTube telah menghabiskan beberapa waktu memperbarui kebijakannya selama beberapa tahun terakhir untuk menargetkan video kebencian, beberapa di antaranya termasuk video teori konspirasi. Kebijakan tersebut seharusnya membatasi rekomendasi algoritmik dari jenis video tersebut dan jumlah penayangan untuk konten QAnon yang berasal dari rekomendasi non-subscriber telah turun lebih dari 80 persen sejak Januari 2019.Meskipun YouTube adalah perusahaan terbaru yang mengambil sikap tambahan terhadap teori konspirasi QAnon, platform sosial lain juga mulai mengambil sikap yang lebih tegas. Facebook melarang konten yang terkait dengan QAnon minggu lalu, meskipun posting dari akun individu masih bisa dilakukan. Hal tersebut merupakan langkah terbesar yang diambil Facebook dalam perjuangannya yang berkelanjutan melawan penyebaran informasi yang salah di platform. Pinterest mengikutinya, mengatakan akan melarang semua konten QAnon. Peloton juga menghapus hashtag yang terkait dengan teori konspirasi.Blog YouTube menambahkan bahwa pihaknya telah menghapus puluhan ribu video QAnon dan menghentikan ratusan saluran sejak kebijakan yang diperbarui diberlakukan. Perusahaan menyebut pekerjaan itu sangat penting dalam membatasi jangkauan konspirasi berbahaya, tetapi mengakui masih banyak yang harus dilakukan.Sumber : The Verge

YouTube Hapus Video QAnon yang Mendorong Kekerasan

Internet Sehat : Otoritas Perlindungan Data Belanda telah mendenda Booking.com sebesar 475.000euro karena terlambat memberi tahu bahwa penjahat telah mengakses data 4.109 orang yang memesan kamar hotel melalui situs web mereka.The Autoriteit Persoonsgegevens (AP) mengatakan penjahat berhasil mengekstrak kredensial login ke akun Booking.com mereka dari karyawan 40 hotel di Uni Emirat Arab menggunakan teknik rekayasa sosial. Mereka kemudian mendapatkan akses ke data termasuk nama pengguna, alamat, nomor telepon, dan detail tentang pemesanan mereka.Para penjahat juga mengakses detail kartu kredit 283 orang termasuk kode keamanan kartu kredit dalam 97 kasus. Selain itu, mereka mencoba mendapatkan detail kartu kredit korban lain dengan menyamar sebagai karyawan Booking.com melalui email atau telepon.Booking.com mengatakan bahwa tidak ada serangan ke dalam sistem internalnya dan menambahkan bahwa insiden tersebut diisolasi ke 40 hotel di UEA tempat mitra menyediakan detail log-in ke akun Booking.com mereka untuk penjahat online.Pengawas menambahkan bahwa data yang disimpan di ekstranet termasuk nama depan, nama belakang, alamat, nomor telepon, tanggal check-in dan check-out, harga total, nomor reservasi, korespondensi antara hotel dan tamu dan untuk 283 pihak lainnya detail kartu pembayaran mereka. Sembilan puluh tujuh di antaranya termasuk kode verifikasi kartu.Perusahaan Belanda tersebut didenda 475.000 euro untuk pemberitahuan yang terlambat. AP mengatakan perusahaan telah diberitahu tentang kebocoran data pada 13 Januari 2019, tetapi belum melaporkan hal ini kepada pengawas hingga 7 Februari sehingga terlambat 22 hari.Berdasarkan pasal 33 Peraturan Perlindungan Data Umum Eropa (GDPR), perusahaan diwajibkan untuk melaporkan pelanggaran data dalam waktu 72 jam.Sumber : The Register

Januari 2019

YouTube Hapus Video QAnon yang Mendorong Kekerasan

YouTube Hapus Video QAnon yang Mendorong Kekerasan

Otoritas Perlindungan Data Belanda Denda Booking.com 475.000 Euro

Otoritas Perlindungan Data Belanda Denda Booking.com 475.000 Euro

Literasi Digital

Makin Cakap Digital

Menu

Informasi