konsultan

Internet Sehat : Garmin, perusahaan yang membuat pelacak kebugaran berkemampuan GPS dan perangkat lunak navigasi menderita apa yang disebutnya sebagai outage atau pemadaman layanan.Menurut ZDNet, karyawan Garmin telah mengklaim di media sosial bahwa perusahaan mereka telah menjadi korban serangan ransomware, tetapi klaim ini belum dikonfirmasi. Garmin Aviation mengatakan situs web dan aplikasi seluler flyGarmin yang digunakan oleh pilot, juga tidak tersedia. Lini produksi perusahaan di Taiwan juga diyakini telah terpengaruh.Masalahnya adalah bahwa pengguna saat ini tidak dapat masuk ke Garmin Connect untuk merekam dan menganalisis data kesehatan dan kebugaran mereka. Pilot yang menggunakan flyGarmin saat ini tidak dapat mengunduh database penerbangan terkini yang merupakan persyaratan hukum.Ransomware adalah jenis malware. Ransomware memungkinkan peretas mengambil kendali atas sistem perusahaan dan mengenkripsi data mereka, menuntut pembayaran untuk melepaskannya. Ransomware ini sering dikirim melalui tautan email jahat ke karyawan.Garmin belum secara resmi mengkonfirmasi penyebab masalahnya. Dalam sebuah pernyataan tertulis Garmin mengatakan bahwa saat ini mengalami pemadaman yang memengaruhi Garmin.com dan Garmin Connect. Pemadaman ini juga memengaruhi pusat panggilan dan saat Garmin tidak dapat menerima panggilan, email, atau obrolan online apa pun. Garmin berupaya menyelesaikan masalah ini secepat mungkin dan minta maaf atas ketidaknyamanan yang telah terjadi.Para ahli mengatakan sepertinya ada masalah besar di Garmin. Graham Cluley, seorang konsultan keamanan mengatakan bahwa infrastruktur Garmin telah mengalami kegagalan besar-besaran, dan meskipun perusahaan belum secara resmi mengkonfirmasi hal itu, kecurigaan menunjuk kuat ke arah serangan ransomware. Cluley menambahkan bahwa data pelacak kebugaran bisa menjadi harta karun karena akan menunjukkan seluruh riwayat lokasi pengguna.Sumber : BBCSumber Foto : wareable.com

Garmin Outage: Pengguna Tidak Bisa Ambil Data

Internet Sehat : Kogan telah didenda 310.800 dollar Australia setelah penyelidikan Otoritas Komunikasi dan Media Australia (ACMA) menemukan bahwa pengecer online tersebut melanggar undang-undang spam Australia.Penyelidikan ACMA menemukan bahwa Kogan mengirim lebih dari 42 juta email pemasaran kepada konsumen antara 13 Desember dan 15 Desember 2019 di mana email pemasaran tersebut tidak dapat dihentikan dengan mudah. Sebagai gantinya, pelanggan diharuskan membuat kata sandi dan masuk ke akun Kogan mereka untuk berhenti berlangganan.Di bawah Undang-Undang Spam Australia, pesan elektronik komersial harus berisi fasilitas berhenti berlangganan yang berfungsi dengan baik. Pelanggaran Kogan telah memengaruhi jutaan konsumen. ACMA menerima keluhan dari sejumlah penerima email Kogan yang mengungkapkan rasa frustrasi dan keprihatinan mereka dengan praktik Kogan.Bisnis harus mematuhi persyaratan berhenti berlangganan dalam aturan spam. Penyelidikan ini menjelaskan bahwa bisnis tidak dapat memaksa pelanggan untuk menyetel sandi dan login untuk berhenti berlangganan dari menerima pesan komersial.Nerida O’Loughlin pimpinan ACAMA mencatat bahwa ACMA mengirim peringatan kepatuhan berulang kali kepada Kogan sebelum memulai penyelidikan. Peringatan ACMA memberi pemberitahuan kepada bisnis untuk mengatasi masalah konsumen atau akan diselidiki berdasarkan hukum. ACMA mengakui bahwa Kogan sepenuhnya bekerja sama dengan ACMA dalam penyelidikan dan mengambil tindakan untuk memperbarui fasilitas berhenti berlangganan mereka.Selain membayar denda atas pelanggaran, Kogan juga telah menyetujui perjanjian tiga tahun yang dapat dilaksanakan oleh pengadilan, yang mencakup Kogan Australia Pty Ltd dan semua nama perdagangan perusahaan, termasuk Kogan dan Dick Smith Brands.Upaya tersebut mencakup penunjukan konsultan independen untuk meninjau sistem, proses, dan prosedurnya, membuat laporan rekomendasi dalam waktu enam bulan setelah penunjukan, dan melaksanakan rekomendasi apa pun dari tinjauan tersebut.Hal ini juga mengharuskan Kogan untuk melatih staf yang bertanggung jawab untuk mengirim pesan pemasaran dan melaporkan kembali setiap 12 bulan ke ACMA tentang tindakan yang telah diambil terkait dengan keluhan konsumen.Bulan lalu, Kogan diperintahkan oleh Pengadilan Federal Australia untuk membayar 350.000 dollar Australia karena menyesatkan konsumen dengan menaikkan harga produk dan kemudian mempromosikan diskon untuk produk tersebut.Sumber : ZDNetBelajar Privasi di Galeri Privasi

Kirim 42 Juta e-Mail Spam, Kogan Didenda 310.800 Dollar Australia

Internet Sehat : Beberapa laptop yang diberikan pemerintah di Inggris untuk mendukung anak-anak yang rentan bersekolah di rumah selama lockdown mengandung malware.Beberapa guru berbagi detail di forum online tentang file mencurigakan yang ditemukan di perangkat yang dikirim ke sekolah Bradford. Malware, yang mereka katakan tampaknya menghubungi server Rusia, diyakini telah ditemukan di laptop yang diberikan ke beberapa sekolah. Departemen Pendidikan Inggris mengatakan pihaknya menyadari hal tersebut dan segera menyelidiki.Seorang pejabat departemen pendidikan mengatakan bahwa mereka mengetahui masalah dengan sejumlah kecil perangkat dan sedang menyelidiki sebagai prioritas mendesak untuk menyelesaikan masalah tersebut secepat mungkin.Geo, perusahaan pembuat laptop, mengatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Inggris terkait masalah yang dilaporkan pada sejumlah kecil perangkat. Mereka memberikan dukungan penuh selama penyelidikan.Menurut forum tersebut, laptop Windows berisi Gamarue.I, worm yang diidentifikasi oleh Microsoft pada tahun 2012. Pemerintah sejauh ini telah mengirim lebih dari 800.000 laptop ke sekolah, saat mencoba mendistribusikan lebih dari satu juta perangkat kepada siswa yang kurang beruntung yang mungkin tidak memiliki akses di rumah.Konsultan keamanan informasi Paul Moore mengatakan bahwa worm Gamarue menghadirkan ancaman yang sangat parah bagi PC atau jaringan mana pun. Idealnya pengguna harus melakukan booting ulang ke mode aman dan menjalankan pemindaian penuh dengan produk anti-virus. Namun demikian untuk jenis malware ini, disarankan untuk mencari bantuan profesional untuk memastikannya telah dihapus dengan benar.Malware yang dimaksud menginstal spyware yang dapat mengumpulkan informasi tentang kebiasaan browsing, serta mengumpulkan informasi pribadi seperti detail perbankan.Sumber : BBC

Laptop yang Diberikan Pemerintah Inggris Membawa Malware

Internet Sehat : McDonald’s, waralaba makanan cepat saji terbesar secara global, telah mengungkapkan pelanggaran data setelah peretas melanggar sistemnya dan mencuri informasi milik pelanggan dan karyawan dari AS, Korea Selatan, dan Taiwan.Sebagai pengecer layanan makanan global, McDonald’s melayani hampir ratusan juta pelanggan setiap hari di lebih dari 39.000 lokasi, lebih dari 100 negara, termasuk sekitar 14.000 restoran di AS saja. Perusahaan mengatakan bahwa pelaku ancaman melanggar sistemnya di beberapa pasar di seluruh dunia, seperti yang ditemukan setelah penyelidikan yang dilakukan oleh konsultan keamanan eksternal.McDonald’s juga memberi tahu karyawan AS bahwa penyerang hanya dapat mencuri info kontak bisnis milik karyawan dan waralaba AS yang tidak bersifat pribadi atau sensitif, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh WSJ. Pelaku ancaman juga mencuri informasi pribadi (termasuk nama, email, nomor telepon, dan alamat) dari pelanggan di Korea Selatan dan Taiwan, Namun, jumlah dokumen pelanggan yang terungkap dalam insiden itu kecil, dan pelanggaran tersebut tidak memengaruhi info pembayaran pelanggan dengan cara apa pun.McDonald’s dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa meskipun dapat menutup akses dengan cepat setelah identifikasi, penyelidikan mereka telah menentukan bahwa sejumlah kecil file diakses, beberapa di antaranya berisi data pribadi. Berdasarkan penyelidikan, hanya Korea dan Taiwan yang memiliki data pribadi pelanggan yang diakses, dan mereka akan mengambil langkah-langkah untuk memberi tahu regulator dan pelanggan yang terdaftar dalam file-file tersebut.McDonald’s memahami pentingnya langkah-langkah keamanan yang efektif untuk melindungi informasi, itulah sebabnya mereka melakukan investasi besar untuk menerapkan berbagai alat keamanan sebagai bagian dari pertahanan keamanan siber yang mendalam. Alat-alat ini memungkinkan mereka untuk dengan cepat mengidentifikasi dan berisi aktivitas tidak sah terbaru di jaringan. Penyelidikan menyeluruh telah dilakukan, dan bekerja dengan pihak ketiga yang berpengalaman untuk mendukung penyelidikan.Peristiwa ini bukan pertama kalinya McDonald’s harus berurusan dengan insiden keamanan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2017, perusahaan terpaksa memperbaiki kerentanan skrip lintas situs (XSS) yang memengaruhi situs web resminya dan mengekspos kata sandi teks biasa pelanggan.Sumber : Bleeping Computer

McDonalds AS, Korea Selatan, dan Taiwan Alami Pelanggaran Data

Internet Sehat : Geng ransomware LockBit 2.0 secara aktif merekrut orang dalam perusahaan untuk membantu mereka menembus dan mengenkripsi jaringan. Sebagai imbalannya, orang dalam itu dijanjikan pembayaran jutaan dolar AS.Banyak geng ransomware beroperasi sebagai Ransomware-as-a-Service, yang terdiri dari kelompok inti pengembang, yang memelihara ransomware dan situs pembayaran, dan merekrut afiliasi yang melanggar jaringan korban dan mengenkripsi perangkat. Setiap pembayaran tebusan yang dilakukan korban kemudian dibagi antara kelompok inti dan afiliasi, dengan afiliasi biasanya menerima 70-80% dari jumlah total tebusan.Namun, dalam banyak kasus, afiliasi membeli akses ke jaringan dari pentester pihak ketiga lain daripada melanggar perusahaan itu sendiri. Dengan LockBit 2.0, geng ransomware mencoba menghapus perantara dan merekrut orang dalam untuk memberi mereka akses ke jaringan perusahaan.Pada bulan Juni, operasi ransomware LockBit mengumumkan peluncuran ransomware-as-a-service LockBit 2.0 baru mereka. Peluncuran ulang ini mencakup situs Tor yang didesain ulang dan berbagai fitur lanjutan, termasuk mengenkripsi perangkat secara otomatis di jaringan melalui kebijakan grup.Dengan peluncuran kembali ini, LockBit juga telah mengubah wallpaper Windows yang ditempatkan pada perangkat terenkripsi untuk menawarkan jutaan dolar bagi orang dalam perusahaan yang menyediakan akses ke jaringan tempat mereka memiliki akun.Teks lengkap, dengan informasi kontak yang dihapus, menjelaskan bahwa LockBit sedang mencari RDP, VPN, kredensial email perusahaan yang kemudian dapat mereka gunakan untuk mendapatkan akses ke jaringan. Geng ransomware tersebut juga mengatakan bahwa mereka akan mengirim virus kepada orang dalam yang harus dijalankan di komputer yang kemungkinan akan memberikan akses jarak jauh geng ransomware ke jaringan.Ketika pertama kali melihat pesan ini, tampaknya tidak masuk akal untuk merekrut orang dalam untuk jaringan yang telah dibobol. Namun, pesan ini kemungkinan menargetkan konsultan TI eksternal yang mungkin melihat pesan saat merespons serangan.Meskipun taktik ini mungkin terdengar tidak masuk akal, ini bukan pertama kalinya pelaku ancaman berusaha merekrut seorang karyawan untuk mengenkripsi jaringan perusahaan mereka. Pada Agustus 2020, FBI menangkap seorang warga negara Rusia karena mencoba merekrut seorang karyawan Tesla untuk menanam malware di jaringan Tesla’s Nevada Gigafactory.Sumber : Bleeping Computer

Ransomware LockBit Rekrut Orang Dalam untuk Menembus Jaringan Perusahaan

Internet Sehat : Health Service Executive (HSE) Irlandia hampir dilumpuhkan oleh ransomware setelah satu pengguna membuka file berbahaya yang dilampirkan ke email phishing. Hal ini diungkapkan oleh sebuah laporan konsultan.Laporan dari PWC (sebelumnya dikenal sebagai PriceWaterhouseCoopers) mengatakan bahwa infeksi ransomware Conti yang sangat berbahaya disebabkan karena vektor serangan paling sederhana yang dikenal infosec, yaitu spam.PWC mengatakan, dalam ringkasan eksekutif laporan tersebut. Infeksi malware adalah hasil dari pengguna Patient Zero Workstation mengklik dan membuka file Microsoft Excel berbahaya yang dilampirkan ke email phishing yang dikirim ke pengguna pada 16 Maret 2021.Lebih buruk lagi, PWC mengatakan personel HSE telah melihat kru WizardSpider di balik infeksi yang beroperasi di jaringan HSE, namun hal ini tidak mengakibatkan insiden dan investigasi keamanan siber yang diprakarsai oleh HSE. Akibatnya, peluang untuk mencegah ledakan ransomware yang berhasil terlewatkan.PWC juga mengatakan bahwa kru kriminal WizardSpider yang membuat HSE mungkin mengeksploitasi kerentanan yang diketahui belum ditambal untuk mendapatkan akses ke domain Active Directory HSE. Pimpinan HSE Ciarán Devane mengatakan bahwa sistem TI dan kesiapan keamanan siber mereka membutuhkan transformasi besar. Laporan ini menyoroti kecepatan perkembangan kejahatan dunia maya, dan ada pelajaran penting dalam laporan ini untuk organisasi sektor publik dan swasta di Irlandia dan sekitarnya.Sumber : The Register

konsultan

Garmin Outage: Pengguna Tidak Bisa Ambil Data

Garmin Outage: Pengguna Tidak Bisa Ambil Data

Kirim 42 Juta e-Mail Spam, Kogan Didenda 310.800 Dollar Australia

Kirim 42 Juta e-Mail Spam, Kogan Didenda 310.800 Dollar Australia

Laptop yang Diberikan Pemerintah Inggris Membawa Malware

Laptop yang Diberikan Pemerintah Inggris Membawa Malware

McDonalds AS, Korea Selatan, dan Taiwan Alami Pelanggaran Data

McDonalds AS, Korea Selatan, dan Taiwan Alami Pelanggaran Data

Ransomware LockBit Rekrut Orang Dalam untuk Menembus Jaringan Perusahaan

Ransomware LockBit Rekrut Orang Dalam untuk Menembus Jaringan Perusahaan

Irish Health Service Kena Serangan Ransomware

Irish Health Service Kena Serangan Ransomware

Literasi Digital

Makin Cakap Digital

Menu

Informasi