NCSC

Internet Sehat : National Cyber Security Centre Inggris (NCSC) telah menangani 194 insiden terkait virus Corona yang melibatkan negara yang bermusuhan dan geng kriminal, yang menyebabkan total serangan serius peretas mencapai rekor sepanjang masa, yaitu 723 serangan selama setahun terakhir.Unit intelijen tersebut mengatakan bahwa meskipun Rusia dan negara bagian lain seperti China telah menargetkan penelitian vaksin Inggris, geng-geng kriminallah yang sering menargetkan bagian lain dari NHS, seringkali untuk melakukan penipuan online.Metode serangan yang sering digunakan oleh kedua grup adalah spear phishing, yaitu membuat email yang masuk akal yang ditargetkan pada individu-individu penting yang dirancang untuk mendorong mereka mengklik tautan ke malware atau untuk mendapatkan lebih banyak informasi dengan penipuan.Paul Chichester, direktur operasi NCSC mengatakan bahwa aktor yang didukung negara menggunakan Covid-19 sebagai tema serangan, mengirimkan artikel berita yang seolah-olah dari outlet media populer dalam upaya mendorong target untuk mengklik tautan berbahaya.Pejabat NCSC mengatakan bahwa para peneliti Inggris menjadi sasaran oleh berbagai negara meskipun dia hanya menyebut nama Rusia. Negara itu sebelumnya dituduh pada musim panas mencoba mencuri rahasia vaksin.Peretas yang terhubung ke Beijing secara luas diyakini terlibat dalam upaya mengambil alih karya ilmuwan Barat. Sementara itu, kelompok kriminal bertindak sebagai pemasok APD, menawarkan untuk memasok peralatan ke organisasi NHS dengan harapan dapat membujuk pembeli yang sibuk untuk menyerahkan uang kepada perusahaan yang tidak ada.Secara keseluruhan, ancaman ekstra yang ditimbulkan oleh peretas negara dan kriminal membuat NCSC menangani 10% lebih banyak insiden di tahun ini hingga 31 Agustus, total 723, tingkat tertinggi sejak organisasi tersebut pertama kali dibentuk pada tahun 2016. Terdapat sekitar 1.200 korban, naik sepertiganya, mencerminkan fakta bahwa serangan paling serius menargetkan banyak aktor.Sumber : The Guardian

Kejahatan Cyber Terkait Covid-19 Capai Rekor Tertinggi

Internet Sehat : Agen federal AS telah diretas dengan cara yang memungkinkan kekuatan asing memantau komunikasi pemerintah. Departemen keuangan dan perdagangan AS keduanya diserang oleh hacker.Semua agen sipil federal telah diberitahu untuk memutuskan sambungan dari SolarWinds Orion, alat jaringan komputer yang dieksploitasi oleh hacker.FireEye, sebuah perusahaan yang menyediakan keamanan dunia maya pemerintah AS, mengatakan telah mengidentifikasi masalah tersebut setelah alat peretasannya sendiri dicuri minggu lalu.FireEye mengatakan bahwa pemerintah, organisasi teknologi dan telekomunikasi di seluruh Amerika Utara, Eropa, Asia dan Timur Tengah semuanya telah menjadi korban kampanye global yang menggunakan keahlian dan sumber daya operasi tingkat atas. Serangan tersebut konsisten dengan penyerang yang disponsori negara yang dengan sabar melakukan pengintaian dan secara konsisten menutupi jejak mereka.Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris (NCSC) mengatakan pihaknya bekerja sama dengan FireEye. Menurut mereka investigasi sedang berlangsung dan NCSC bekerja secara ekstensif dengan mitra dan pemangku kepentingan untuk menilai dampaknya bagi Inggrisa.SolarWinds mengatakan 300.000 pelanggan globalnya termasuk kelima cabang militer AS, Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Kantor Presiden Amerika Serikat dan semua pengguna platform Orionnya harus segera meningkatkan (keamanan) untuk mengatasi kerentanan keamanan (yang telah terjadi).Pembaruan dilakukan untuk menjaga keamanan sistem telah disusupi dengan kode berbahaya, dalam serangan sangat canggih dan sangat tertarget yang mungkin dilakukan oleh peretas yang didukung negara, antara Maret dan Juni tahun ini.Sumber : BBCMari belajar Privasi, kunjungi Galeri Privasi.

Departemen Keuangan dan Perdagangan AS Dilanda Serangan Cyber

Internet Sehat : National Cyber Security Centre (NCSC) Inggris memperingatkan bahwa terdapat lonjakan serangan ransomware yang menargetkan sekolah, perguruan tinggi, dan universitas,Peringatan dari NCSC yang merupakan bagian keamanan dunia maya GCHQ mengatakan bahwa mereka telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah serangan ransomware yang menargetkan pendidikan selama sebulan terakhir, saat sekolah bersiap untuk melanjutkan pelajaran tatap muka.Serangan ransomware mengenkripsi server dan data dan mencegah organisasi menyediakan layanan. Dalam kasus ini, penjahat dunia maya berharap bahwa kebutuhan sekolah dan perguruan tinggi untuk memberikan pengajaran akan mengakibatkan organisasi korban menyerah pada tuntutan pemerasan dan membayar tebusan dalam bitcoin sebagai ganti kunci dekripsi yang diperlukan untuk memulihkan jaringan.NCSC mengatakan bahwa dalam insiden baru-baru ini yang memengaruhi sektor pendidikan, ransomware telah menyebabkan hilangnya tugas siswa, catatan keuangan sekolah, serta data yang berkaitan dengan pengujian COVID-19.Kemungkinan upaya penargetan informasi sensitif adalah upaya untuk terlibat dalam serangan ransomware pemerasan ganda, di mana penjahat dunia maya mengancam akan menerbitkan data yang dicuri jika mereka tidak membayar tebusan.Rekomendasi cybersecurity bagi sekolah, perguruan tinggi dan universitas untuk melindungi jaringan mereka dari serangan ransomware termasuk memiliki strategi yang efektif untuk manajemen kerentanan dan menerapkan patch keamanan, mengamankan layanan online jarak jauh dengan otentikasi multi-faktor dan menginstal serta mengaktifkan perangkat lunak anti-virus.Organisasi juga disarankan untuk memperbarui dan menguji cadangan file offline, jadi jika jaringan dihancurkan oleh serangan ransomware, cadangan tersebut dapat dipulihkan tanpa membayar penjahat.NCSC sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang serangan ransomware yang menargetkan universitas pada bulan September tahun lalu, tetapi bentuk kejahatan dunia maya khusus ini tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.Sumber : ZDNet

Ransomware Jadikan Sekolah dan Universitas sebagai Target Serangan

Internet Sehat : Sebuah perusahaan yang tidak disebutkan namanya menjadi korban serangan ransomware dan membayar jutaan (dalam bentuk Bitcoin) kepada penjahat dunia maya untuk kunci dekripsi untuk memulihkan jaringan mereka menjadi korban geng ransomware yang sama dua minggu kemudian setelah gagal memeriksa mengapa serangan tersebut bisa terjadi.Kisah peringatan ini dirinci oleh National Cyber Security Centre(NCSC) Inggris dalam entri blog tentang maraknya ransomware. Perusahaan tersebut menjadi korban serangan ransomware dan membayar jutaan dalam bitcoin untuk memulihkan jaringan dan mengambil file.Namun, perusahaan tersebut hanya berhenti di situ dan gagal menganalisis bagaimana penjahat dunia maya menyusup ke jaringan mereka sesuatu yang kembali menghantui mereka ketika geng ransomware yang sama menginfeksi jaringan dengan ransomware yang sama kurang dari dua minggu kemudian. Perusahaan tersebut akhirnya membayar tebusan untuk kedua kalinya.NCSC telah merinci insiden tersebut sebagai pelajaran bagi perusahaan lain dan pelajarannya adalah bahwa jika menjadi korban serangan ransomware, cari tahu bagaimana penjahat dunia maya dapat menyematkan diri mereka di jaringan tanpa terdeteksi sebelum muatan ransomware dilepaskan.Untuk menginstal ransomware, penjahat dunia maya mungkin bisa mendapatkan akses pintu belakang ke jaringan serta memiliki hak administrator atau kredensial masuk lainnya. Jika penyerang memilikinya, mereka dapat dengan mudah menyebarkan serangan lain jika mereka mau dan melakukannya.Oleh karena itu, memeriksa jaringan setelah insiden ransomware dan menentukan bagaimana malware dapat memasuki jaringan serta tetap tidak terdeteksi untuk waktu yang lama, sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh semua perusahaan yang menjadi korban ransomware saat memulihkan jaringan atau bahkan sebelum mereka bahkan berpikir untuk memulihkan jaringan.Cara terbaik untuk menghindari semua ini adalah dengan memastikan jaringan aman dari serangan siber dengan melakukan hal-hal seperti memastikan sistem operasi dan tambalan keamanan mutakhir dan menerapkan otentikasi multi-faktor di seluruh jaringan.Organisasi juga disarankan agar secara teratur mencadangkan jaringan mereka dan menyimpan cadangan tersebut secara offline sehingga jika terjadi serangan ransomware yang berhasil, jaringan dapat dipulihkan dengan gangguan sesedikit mungkin.Sumber : ZDNet

Bayar Tebusan, Perusahaan Kembali Kena Serangan Ransomware

Internet Sehat : Martin Lewis dan Sir Richard Branson merupakan selebritis yang namanya paling sering digunakan dalam penipuan fake endorsement. Hal ini diungkapkan oleh sebuah laporan terbaru NSSC. National Cyber ​​Security Center (NCSC) menghapus lebih dari 730.000 situs web yang menjalankan trik tersebut pada tahun 2020.Lewis, pendiri situs Money Saving Expert, mengatakan bahwa seluruh masalah ini membuatnya muak. Para ahli di badan cyber, yang merupakan bagian dari badan intelijen GCHQ, mengatakan ini adalah masalah yang terus berkembang.Penipuan fake endorsement merupakan penipuan dengan cara membuat artikel berita palsu yang mengklaim bahwa selebriti mendukung skema investasi baru. Artikel-artikel tersebut disebarkan melalui kampanye email massal, teks SMS, atau iklan di media sosial. Artikel tersebut berisi tautan ke situs web yang mendorong para korban untuk berinvestasi dalam program-program yang tidak bermoral.Meskipun tema serangan ini seringkali adalah cryptocurrency, pada dasarnya dapat digunakan untuk mempromosikan semua jenis peluang investasi palsu.Lewis mengatakan penipuan tersebut sebagai sanjungan terburuk yang pernah ia alami. Pencuri dan penipu ini menghilangkan reputasi atas kepercayaan yang telah dibangun dengan mencoba membantu dan melindungi konsumen untuk kemudian mencuri uang dari orang-orang yang rentan.NCSC mengatakan mulai mengambil tindakan terhadap situs web tersebut pada April 2020, dan pada akhir tahun kalender telah menghapus 286.322 kampanye terpisah di 731.080 URL. Badan siber tersebut mengatakan bahwa penipuan yang relatif baru adalah masalah global.Korban di Inggris Raya melihat konten yang dikurasi dengan tokoh-tokoh Inggris yang dapat dikenali, tetapi jika dilihat artikel yang sama dari Prancis, konten yang disajikan mungkin akan muncul sebagai artikel di surat kabar Prancis palsu yang menampilkan selebriti dari negara tersebut.Ian Levy, direktur teknis NCSC, mengatakan Lewis dan Branson membuat sebagian besar dari semua penipuan dukungan selebriti yang mereka temukan. Mereka benar-benar meyakinkan dan tidak mengherankan jika orang-orang jatuh cinta pada mereka. Penjahat menggunakan merek surat kabar dan selebriti yang digabungkan untuk membuat artikel ini terlihat sangat bagus. Martin Lewis dan Sir Richard Branson digunakan karena mereka terkenal dan karena terkait dengan uang.Sumber : BBC

NCSC

Kejahatan Cyber Terkait Covid-19 Capai Rekor Tertinggi

Kejahatan Cyber Terkait Covid-19 Capai Rekor Tertinggi

Departemen Keuangan dan Perdagangan AS Dilanda Serangan Cyber

Departemen Keuangan dan Perdagangan AS Dilanda Serangan Cyber

Ransomware Jadikan Sekolah dan Universitas sebagai Target Serangan

Ransomware Jadikan Sekolah dan Universitas sebagai Target Serangan

Bayar Tebusan, Perusahaan Kembali Kena Serangan Ransomware

Bayar Tebusan, Perusahaan Kembali Kena Serangan Ransomware

Nama Martin Lewis dan Sir Richard Branson Paling Banyak Digunakan Penipu

Nama Martin Lewis dan Sir Richard Branson Paling Banyak Digunakan Penipu

Literasi Digital

Makin Cakap Digital

Menu

Informasi