Partai Komunis China

Internet Sehat : TikTok mengatakan bahwa mereka telah menghapus lebih dari 49 juta video yang melanggar aturannya, antara bulan Juli hingga Desember 2019. Sekitar seperempat dari video yang dihapus tersebut karena mengandung ketelanjangan orang dewasa atau aktivitas seksual. Hal ini diungkapkan TikTok dalam laporan transparansi terbarunya.Aplikasi berbagi video tersebut juga mengungkapkan telah menerima sekitar 500 permintaan data dari pemerintah dan polisi, dan telah memenuhi sekitar 480 dari permintaan tersebut.Pada hari Senin yang lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyarankan bahwa mengunduh TikTok akan menempatkan informasi pribadi warga negara AS di tangan Partai Komunis China. Dia menambahkan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan apakah akan melarang aplikasi milik China tersebut.Sebelumnya, pemerintah di India telah melarang aplikasi tersebut, dengan alasan kekhawatiran keamanan cyber. TikTok dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance. Aplikasi ini tidak tersedia di China, tetapi ByteDance mengoperasikan aplikasi serupa, yang disebut Douyin.TikTok mengatakan belum menerima permintaan data pemerintah atau polisi China atau permintaan dari pemerintah China untuk menghapus konten.Menurut laporan transparansi TikTok:Sekitar 25,5% dari video yang dihapus berisi ketelanjangan orang dewasa atau tindakan seksual.Sekitar 24,8% melanggar kebijakan perlindungan anak, seperti melibatkan anak dalam kejahatan atau mengandung perilaku meniru yang berbahaya.Sekitar 21,5% menunjukkan kegiatan ilegal atau barang yang diregulas.Sekitar 3% dihapus karena pelecehan atau intimidasi.Kurang dari 1% dihapus karena ujaran kebencian atau perilaku tidak autentik. Laporan transparansi TikTok juga mengungkapkan bahwa 49 juta video yang dihapus mewakili kurang dari 1% video yang diunggah antara Juli dan Desember 2019.Sekitar 98,2% dari video yang dihapus terlihat oleh pembelajaran mesin atau moderator sebelum dilaporkan oleh pengguna.Sumber: BBC

TikTok Hapus 49 Juta Video yang Melanggar Aturan

Internet Sehat : Sebuah postingan media sosial dari akun yang terkait dengan Partai Komunis China telah memicu kontroversi karena tampak mengejek India atas krisis virus corona.Unggahan di situs Tiongkok, Weibo, menunjukkan gambar peluncuran roket di China bersama dengan foto jenazah korban Covid yang dikremasi di India. Teks di foto tersebut berbunyi: “Menyalakan api di Cina VS menyalakan api di India.”Postingan yang muncul pada Sabtu sore (dua hari yang lalu) itu telah dihapus.Postingan tersebut dilaporkan diterbitkan oleh akun milik badan penegak hukum resmi China, Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat Partai Komunis yang memiliki jutaan pengikut di Weibo, situs microblogging populer di negara China.Pengguna yang menanggapi postingan tersebut, yang kemudian membagikannya dengan menggunakan screenshot aslinya, menulis bahwa hal tersebut tidak pantas dan bahwa China harus menyatakan simpati untuk India.Unggahan Weibo muncul sehari setelah Presiden China Xi Jinping mengirim pesan belasungkawa kepada Perdana Menteri India Narendra Modi atas krisis Covid-19 yang semakin mendalam di negara itu. Xi mengatakan China bersedia untuk meningkatkan kerja sama dengan India dan memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.India sedang berjuang untuk mengatasi gelombang kedua virus corona yang menghancurkan, dengan rumah sakit berjuang untuk merawat pasien di tengah kekurangan tempat tidur dan oksigen medis yang kronis. Pada hari Minggu, India mencatat jumlah kematian akibat virus corona harian sebanyak 3.689, jumlah tertinggi sejak pandemi dimulai. Hal tersebut terjadi sehari setelah negara itu menjadi yang pertama yang mencatat lebih dari 400.000 kasus baru dalam periode 24 jam.Sumber : BBC

Partai Komunis China

TikTok Hapus 49 Juta Video yang Melanggar Aturan

TikTok Hapus 49 Juta Video yang Melanggar Aturan

Ejek Krisis Virus Corona India, Postingan di China Weibo Tuai Kontroversi

Ejek Krisis Virus Corona India, Postingan di China Weibo Tuai Kontroversi

Literasi Digital

Makin Cakap Digital

Menu

Informasi