badan

Internet Sehat : Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa data pasien Covid-19 di Indonesia diduga telah diretas dan dijual di dark web. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 230 ribu data yang dijual di dark web. Namun hal ini dibantah oleh Kemenkominfo. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate sebagaimana dikutip dari Republika, setelah dilakukan asesmen dan evaluasi keamanan secara menyeluruh, aplikasi PeduliLindungi aman dan tidak ada kebocoran data.Pernyataan Johnny G Plate ini membatah berita sebelumnya yang menyatakan data pasien Covid-19 di Indoensia telah diretas dan dijual di dark web oleh Database Shopping.Menurut Johnny, hasil pemeriksaan tersebut tidak untuk dipublikasikan. Kementerian Kominfo melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara untuk menelusuri dugaan kebocoran data Covid-19 Indonesia. BSSN, seperti dinyatakan Menteri Johnny, juga menyatakan tidak ada data yang bocor. Ia menambhakan bahwa keamanan data Covid-19 akan terus dijaga dan keamanan sistem juga terus ditingkatkan.Sumber: RepublikaSumber Foto: VOI ID

Kemenkominfo Bantah Kebocoran Data Covid-19

Internet Sehat : Informasi rekening bank dan kata sandi nasabah termasuk di antara detail yang dikhawatirkan dicuri oleh peretas dalam pelanggaran keamanan di sebuah layanan yang digunakan untuk mengumpulkan sumbangan dari jutaan orang.Universitas dan badan amal Inggris, serta ratusan organisasi lain di seluruh dunia, menggunakan perangkat lunak yang diretas tersebut. Pengembang perangkat lunak tersebut adalah Blackbaud dan mengakui akan adanya serangan tersebut. Perusahaan tersebut sebelumnya mengatakan pencurian terbatas pada data pribadi lainnya, tetapi bukan detail pembayaran.Blackbaud menambahkan bahwa mereka telah menghubungi klien yang terpengaruh. Mereka, pada gilirannya, perlu mengirimkan peringatan tindak lanjut ke beberapa donor yang sebelumnya telah mereka hubungi tentang insiden tersebut.BBC melaporkan bahwa bahwa beberapa organisasi diyakini terkena dampak peretasan tersebut yang meliputi Universitas Birmingham dan National Trust. Juru bicara National Trust mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa beberapa data keuangan mungkin telah diakses sebagai akibat dari pelanggaran data dan bekerja dengan Blackbaud untuk menentukan apakah hal ini memengaruhi National Trust.Seorang juru bicara Kantor Komisaris Informasi mengatakan bahwa investigasi mereka sedang berlangsung dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai perkembangan terbaru. ICO mengatakan sebanyak 166 organisasi Inggris terkena dampak pelanggaran keamanan tersebut yang mencakup lusinan universitas serta badan amal terkait kesehatan, sekolah, dan perwalian yang didirikan untuk merawat bangunan bersejarah. Klien internasional yang terkena dampak juga termasuk rumah sakit, organisasi hak asasi manusia, stasiun radio nirlaba, dan bank makanan.Sumber : BBC

Badan Amal Diretas, Detail Bank dan Password Kemungkinan Dicuri

Intetnet Sehat : Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada pengembang malware dan komandan militer Rusia yang setara dengan M16 Inggris selama lima tahun setelah keduanya terbukti menargetkan parlemen Jerman dengan serangan siber.Kedua orang tersebut terdiri dari seorang laksamana yang memimpin agen mata-mata GRU dan seorang pengembang malware yang sudah ada dalam daftar sanksi internasional karena menargetkan penyelidikan pembunuhan massal MH17 saat ini kembali dikenakan larangan perjalanan.Kantor Luar Negeri Inggris menyatakan malam bahwa sanksi ini akan diberlakukan oleh Inggris dan Uni Eropa. Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa Inggris bahu-membahu dengan Jerman dan mitra Eropa mereka untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan dunia maya yang dirancang untuk melemahkan demokrasi Barat.Dmitry Sergeyevich Badin saat ini harus tunduk pada pembekuan aset oleh negara-negara Uni Eropa. Serupa dengan itu, Laksamana Igor Kostyukov, kepala GRU, juga tidak dapat lagi menggunakan bank yang bermarkas besar di Uni Eropa atau menginvestasikan kekayaan pribadinya di negara-negara yang memiliki hubungan dengan Uni Eropa.Badin sudah masuk dalam daftar penjahat dunia maya paling dicari dari Biro Investigasi Federal Amerika atau FBI menyusul peretasan di Badan Anti-Doping Dunia pada tahun 2016.Peretasan Bundestag dilaporkan dimulai dengan mengkompromikan PC yang digunakan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, kompromi tersebut kemudian mengarah ke jaringan Bundestag (parlemen) yang lebih luas, melumpuhkan organisasi pemerintah Jerman selama beberapa hari.Sumber : The RegisterSumber Foto : Think Stock

Uni Eropa Berikan Sanksi Tambahan kepada Mata-mata Rusia

Internet Sehat : Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency / EMA) mengatakan bahwa mereka telah dilanda serangan dunia maya dan dokumen yang berkaitan dengan vaksin Covid-19 telah diakses hacker.BioNTech yang membuat salah satu vaksin dalam kemitraan dengan Pfizer, mengatakan bahwa regulatory submission-nya diakses selama serangan tersebut.EMA sedang mengerjakan persetujuan dua vaksin Covid-19, yang diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu. Serangan dunia maya tersebut diperkirakan tidak akan memengaruhi tenggat waktu persetujuan vaksin tersebut.EMA tidak memberikan rincian apapun tentang sifat serangan dunia maya dalam pernyataan singkat di situsnya, selain mengatakan penyelidikan penuh telah diluncurkan. Tetapi BioNTech, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situsnya, mengatakan telah diberitahu bahwa dokumennya telah diakses.EMA merupakan badan yang mengizinkan penggunaan obat-obatan di seluruh Uni Eropa. Mereka mencoba untuk memutuskan apakah Pfizer/BioNTech yang baru saja diluncurkan di Inggris dan vaksin lain yang dibuat oleh Moderna aman untuk digunakan di negara-negara Uni Eropa.Tidak jelas apakah dokumen Moderna juga telah diakses. Serangan dunia maya adalah yang terbaru dari serangkaian serangan dan peringatan tentang ancaman peretasan terhadap pembuat vaksin dan badan kesehatan masyarakat.Penggunaan serangan dunia maya terhadap organisasi yang terlibat dalam peluncuran vaksin telah menjadi berita dalam beberapa bulan terakhir. Badan keamanan memperingatkan pada musim panas bahwa intelijen Rusia telah menargetkan organisasi yang berusaha mengembangkan vaksin yang berhasil.Pada bulan Oktober, sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di India menjadi korban serangan dunia maya yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, IBM mengatakan rantai pasokan cold storage yang digunakan untuk mengangkut vaksin yang layak telah diserang yang kemungkinan besar merupakan hacker yang didukung oleh negara.Sumber : BBCYuk belajar Privasi, gratis di Galeri Privasi.

Covid-19: Dokumen Vaksin Pfizer/BioNTech Diretas Hacker

Internet Sehat : Departemen Kehakiman AS mengkonfirmasi bahwa sistem email mereka telah diakses oleh peretas yang masuk ke perusahaan perangkat lunak SolarWinds. Hal ini mengindiikasikan betapa beratnya serangan yang telah mengguncang Washington.Skala peretasan di departemen kehakiman tidak segera jelas, tetapi bisa jadi signifikan. Departemen, yang memiliki lebih dari 100.000 karyawan di serangkaian lembaga penegak hukum, termasuk FBI, Badan Penegakan Narkoba, dan Layanan Marshals AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 3% dari kotak surat Office 365 berpotensi diakses.Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa departemen kehakiman tidak memiliki indikasi bahwa ada sistem rahasia yang terpengaruh. Namun memenangkan akses ke ribuan kotak masuk email dari organisasi penegak hukum utama negara itu masih dapat memberikan keuntungan intelijen bagi peretas asing.Departemen tersebut memainkan peran kunci dalam membasmi mata-mata asing, menegakkan sanksi, dan memerangi korupsi. Departemen tersebut baru-baru ini mengambil tindakan yang semakin agresif terhadap peretas asing, membuka serangkaian dakwaan terhadap mata-mata dunia maya Rusia, China, dan Iran menjelang pemilihan presiden AS dua bulan lalu.Pernyataan itu mengatakan kantor kepala informasi departemen kehakiman menemukan pelanggaran pada hari sebelum Natal, beberapa minggu setelah laporan pertama muncul bahwa peretas yang diduga bertindak atas nama Rusia telah membobol jaringan pemerintah AS.Rusia membantah bertanggung jawab atas kampanye peretasan, yang digambarkan sebagai salah satu operasi paling canggih yang ditemukan selama bertahun-tahun. Tetapi pada hari Selasa, kantor direktur intelijen nasional AS mengatakan Rusia mungkin berada di balik peretasan dalam pernyataan atribusi resmi pertama dari pemerintahan Trump.Para peretas dapat memperoleh akses ke sekumpulan lembaga pemerintah dengan merusak perangkat lunak pemantauan jaringan yang dijual oleh SolarWinds yang berbasis di Austin.Sumber : The GuardianBelajar Privasi di Galeri Privasi

DoJ AS Konfirmasi Akun e-Mail Dibobol Peretas SolarWinds

Internet Sehat : Brazil telah mewajibkan semua organisasi pemerintahan pusat untuk menunjuk petugas perlindungan data (data protection officer, DPO), yang akan bertanggung jawab atas perlakuan yang tepat atas data pribadi di setiap lembaga negara.Menurut Digital Government Secretariat (SGD) di Kementerian Ekonomi Brazil, DPO memiliki peran kunci dalam hal kepatuhan terhadap General Data Protection Regulations dan akan bertindak sebagai saluran komunikasi antara lembaga pemerintah, pemegang data dan National Data Protection Authority (ANPD). DPO dalam badan pemerintah federal juga akan memastikan bahwa semua prosedur yang diperlukan untuk memastikan privasi warga negara dan perlindungan data pribadi mereka tersedia.Persyaratan tersebut dikeluarkan oleh SGD pada 22 November yang lalu dengan batas waktu 30 hari bagi lembaga pemerintah untuk menunjuk petugas datanya. Sejauh ini, sekitar 55% badan pemerintah atau 106 organisasi secara total, telah mematuhi arahan tersebut.Karena departemen di pemerintah pusat terlambat dari jadwal, SGD mengatakan jumlah DPO yang telah ditunjuk sejauh ini tidak memuaskan, dan SGD mengatakan akan memperkuat prioritas pencalonan mereka yang bertanggung jawab terhadap perlindungan data ke badan pemerintah.Untuk menghindari benturan kepentingan, SGD telah menetapkan bahwa DPO tersebut bukan merupakan anggota tim IT badan pemerintah yang bersangkutan atau ada hubungannya dengan pengelolaan sistem organisasi.Selain itu, SGD mencatat bahwa DPO harus cukup terampil dan sebaiknya menggabungkan keahlian di bidang manajemen privasi dan perlindungan data pribadi, analisis hukum, manajemen risiko, tata kelola data, dan akses ke informasi di sektor publik. Individu tersebut juga akan bertanggung jawab atas pelatihan tim yang berkelanjutan tentang masalah privasi dan perlindungan data pribadi.Sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan SGD, DPO perlu memiliki akses langsung ke manajemen senior dan juga mendukung unit administrasi dalam menanggapi permintaan informasi terkait pengolahan dan akses ke data pribadi.Langkah yang diambil pemerintah Brazil ini cukup bagus demi perlindungan data pribadi warga negara. Dengan adanya DPO di setiap lembaga pemerintah, pengelolaan data pribadi warga negara bisa diharapkan lebih baik lagi.Sumber : ZDNetBelajar Privasi di Galeri Privasi

Brazil Tetapkan Petugas Perlindungan Data di Setiap Badan Pemerintahan

Internet Sehat : Seorang pria yang berpura-pura menjadi seorang gadis remaja di online dan memeras 51 anak laki-laki agar mengirimkan gambar tidak senonoh diri mereka sendiri telah dipenjara selama 25 tahun.David Wilson yang berusia 36 tahun berasal dari Kirstead, King’s Lynn, Norfolk, mengakui 96 pelanggaran pada bulan November di Ipswich Crown Court. Dalam beberapa kasus, dia mengancam akan membagikan gambar tidak senonoh dari anak laki-laki tersebut secara online kecuali mereka mengiriminya rekaman dari aksi mereka yang melecehkan adik atau teman.Hakim menggambarkan Wilson sebagai sangat berbahaya dan sadis. Pengadilan mengetahui bahwa beberapa dari anak-anak yang telah di-groom untuk melecehakan anak-anak lainnya telah ditangkap dan salah satunya sekarang berada di rumah anak-anak.Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA) mengatakan korban Wilson berusia antara empat hingga 14 tahun dan kejahatannya terjadi antara tahun 2016 dan 2020. Wilson mendapatkan kepercayaan anak-anak dengan mengirimkan gambar seksual perempuan muda untuk ditukar dengan foto dan video para korban itu sendiri. Wilson kemudian menggunakan gambar-gambar ini untuk memeras korbannya agar mengirimkan konten yang lebih ekstrem.NCA mengatakan bahwa Wilson telah membagikan foto-foro tersebut kepada beberapa teman korbannya, meskipun mereka memintanya untuk berhenti dan beberapa anak berbicara tentang keinginan untuk mengakhiri hidup mereka sebagai hasil dari aksi yang dilakukan Wilson.Wilson mengaku bersalah atas 54 dakwaan yang menyebabkan atau menghasut anak di bawah 13 tahun untuk terlibat dalam aktivitas seksual, 25 dakwaan yang menyebabkan atau menghasut anak untuk melakukan aktivitas seksual, 10 dakwaan yang menyebabkan anak menonton tindakan seksual, tiga dakwaan pemerasan dan empat tuduhan mengatur atau memfasilitasi eksploitasi seksual anak.Sumber : BBCSumber Foto : BBC

Pura-Pura Jadi Gadis Remaja, Sex Offender Dipenjara 25 Tahun

Internet Sehat : Badan keamanan dunia maya Prancis mengatakan bahwa sekelompok peretas militer Rusia yang dikenal sebagai kelompok Sandworm, telah berada di balik operasi selama tiga tahun di mana mereka menyerang jaringan internal beberapa entitas Prancis yang menjalankan perangkat lunak pemantauan TI Centreon.Serangan tersebut dirinci dalam laporan teknis yang dirilis hari ini oleh Agence Nationale de la Sécurité des Systèmes d’Information, juga dikenal sebagai ANSSI, badan keamanan siber utama negara Prancis.Pejabar ANNSI mengatakan bahwa kampanye serangan ini banyak berdampak pada penyedia teknologi informasi, terutama penyedia web hosting. Korban pertama tampaknya telah dikompromikan sejak akhir 2017. Kampanye tersebut berlangsung hingga 2020.Titik masuk ke jaringan korban ditautkan ke Centreon, platform pemantauan sumber daya TI yang dikembangkan oleh perusahaan Prancis CENTREON, dan produk yang fungsinya serupa dengan platform Orion SolarWinds.ANSSI mengatakan para penyerang menargetkan sistem Centreon yang dibiarkan terhubung ke internet. Badan Prancis tersebut tidak dapat mengatakan apakah serangan tersebut mengeksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak Centreon atau penyerang menebak kata sandi untuk akun admin.Namun, dalam kasus intrusi yang berhasil, penyerang memasang versi P.A.S. wen shell dan Exaramel, backdoor trojan, dua jenis malware yang bila digunakan bersama-sama memungkinkan peretas memiliki kendali penuh atas sistem yang disusupi dan jaringan yang berdekatan.Dalam langkah yang jarang terjadi, ANSSI mengatakan pihaknya berhasil menghubungkan serangan ini dengan kelompok advanced persistent threat (APT) yang dikenal di industri keamanan siber dengan nama Sandworm.Pada Oktober 2020, Departemen Kehakiman AS secara resmi mendakwa enam perwira militer Rusia atas partisipasi mereka dalam serangan dunia maya yang diatur oleh kelompok ini. Serangan dunia maya yang sebelumnya dilakukan oleh kelompok ini termasuk jatuhnya jaringan energi di seluruh Ukraina pada 2015 dan 2016, wabah ransomware NotPetya pada 2017, serangan terhadap upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang pada 2018, dan perusakan massal situs web Georgia pada 2019.Sumber : ZDNet

Prancis: Peretas Didukung Rusia Targetkan Server Centreon

Internet Sehat : Data penduduk Indonesia yang bocor di Raid Forum beberapa hari yang lalu bisa digunakan untuk membobol bank. Hal ini dikatakan oleh Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya. Dikutip dari Kata Data Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan mengatakan berdasarkan informasi yang disebarkan di situs forum peretas, dari 279 juta data yang bocor, ada sebanyak 1 juta sampel data yang dibagikan gratis. Sampel data itu mayoritas berhubungan dengan data kependudukan seperti nama lengkap, tanggal lahir, Nomor Induk Kependudukan (NIK), email, hingga nomor ponsel. Menurutnya, risikonya adalah penyalahgunaan data kependudukan. Implikasinya bisa digunakan untuk pemalsuan KTP dan pembukaan rekening bank bodong (palsu). Sementara itu, peneliti keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persada juga mengatakan, data-data BPJS Kesehatan yang melimpah juga bisa dijadikan alat tindakan kejahatan perbankan. Menurutnya, data itu bisa digunakan untuk menjebol rekening (bank) korban. Dampak lainnya, data 279 juta warga Indonesia yang bocor bisa dijadikan alat untuk melakukan penipuan. Para pelaku kejahatan akan memanfaatkan data yang melimpah untuk melakukan serangan rekayasa sosial (social engineering). Pratama menambahkan bahwa walaupun tidak ditemukan data sensitif seperti detail kartu kredit, namun bagi pelaku penjahat dunia maya, data tersebut sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan dan ancaman nyataPratama menyayangkan karena data yang bocor merupakan data yang dikumpulkan oleh (institusi) negara. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Pratama menyarankan agar seluruh instansi pemerintahan wajib bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan audit digital forensik. Tujuannya, untuk mengetahui lubang-lubang keamanan yang bisa dibobol.Sumber : Kata Data

badan

Kemenkominfo Bantah Kebocoran Data Covid-19

Kemenkominfo Bantah Kebocoran Data Covid-19

Badan Amal Diretas, Detail Bank dan Password Kemungkinan Dicuri

Badan Amal Diretas, Detail Bank dan Password Kemungkinan Dicuri

Uni Eropa Berikan Sanksi Tambahan kepada Mata-mata Rusia

Uni Eropa Berikan Sanksi Tambahan kepada Mata-mata Rusia

Covid-19: Dokumen Vaksin Pfizer/BioNTech Diretas Hacker

Covid-19: Dokumen Vaksin Pfizer/BioNTech Diretas Hacker

DoJ AS Konfirmasi Akun e-Mail Dibobol Peretas SolarWinds

DoJ AS Konfirmasi Akun e-Mail Dibobol Peretas SolarWinds

Brazil Tetapkan Petugas Perlindungan Data di Setiap Badan Pemerintahan

Brazil Tetapkan Petugas Perlindungan Data di Setiap Badan Pemerintahan

Pura-Pura Jadi Gadis Remaja, Sex Offender Dipenjara 25 Tahun

Pura-Pura Jadi Gadis Remaja, Sex Offender Dipenjara 25 Tahun

Prancis: Peretas Didukung Rusia Targetkan Server Centreon

Prancis: Peretas Didukung Rusia Targetkan Server Centreon

Data Bocor, Bank Bobol

Data Bocor, Bank Bobol

Literasi Digital

Makin Cakap Digital

Menu

Informasi