Italia

Internet Sehat : Parlemen Perancis dengan suara bulat setuju untuk memperkenalkan sistem verifikasi usia nasional untuk situs web pornografi. Kepastian ini terjadi setelah beberapa bulan sejak Presiden Emmanuel Macron berjanji untuk melindungi anak-anak dari konten semacam itu.Macron menjadikan perlindungan anak-anak terhadap konten dewasa daring sebagai masalah yang memiliki profil tinggi jauh sebelum krisis virus Corona melanda. Pada bulan Januari, perusahaan teknologi, penyedia layanan internet dan industri film dewasa menandatangani piagam sukarela, berjanji untuk meluncurkan alat untuk membantu memastikan anak di bawah umur tidak memiliki akses ke konten porno.Dalam undang-undang yang lebih luas tentang kekerasan dalam rumah tangga, Senat Prancis memutuskan pada bulan Juni untuk memperkenalkan amandemen yang mensyaratkan situs web pornografi untuk menerapkan mekanisme verifikasi usia.Untuk menegakkan hukum, regulator audiovisual Prancis CSA akan diberikan wewenang baru untuk mengaudit dan memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak mematuhi aturan tersebut. Sanksinya antara lain bisa memblokir akses ke situs web di Prancis dengan perintah pengadilan.Pilihan mekanisme verifikasi akan diserahkan kepada platform. Namun demikian, anggota parlemen telah menyarankan untuk menggunakan verifikasi kartu kredit, sebuah sistem yang pertama kali diadopsi oleh Inggris, yang mempertimbangkan rencana serupa untuk mengendalikan akses ke pornografi tetapi harus membatalkannya pada akhir 2019 karena kesulitan teknis dan masalah privasi. Italia juga menyetujui RUU yang sama pada akhir Juni yang lalu.Dengan undang-undang baru ini, jika situs tidak mematuhi dalam waktu 15 hari setelah peringatan pertama dari regulator audiovisual CSA, regulator akan dapat meminta Paris Court of Justice untuk mengirim perintah kepada operator telekomunikasi untuk memblokir akses ke situs tersebut di Prancis.Sumber: PoliticoSumber Foto: ph7cms.com

Prancis Perkenalkan Sistem Verifikasi Usia bagi Situs Web Dewasa

Internet Sehat : Clearview AI, sebuah perusahaan AS dengan basis data tiga miliar gambar wajah dari internet, menghadapi tantangan hukum baru dari para pegiat privasi.Privacy International dan pihak lainnya memperdebatkan metode pengumpulan foto dan menjualnya ke perusahaan swasta dan polisi merupakan tindakan yang melampaui apa yang dapat diharapkan sebagai pengguna online.Clearview mengatakan tidak memiliki kontrak dengan pelanggan yang berbasis di Uni Eropa. Clearview mengatakan bahwa mereka telah memenuhi permintaan untuk menghapus gambar wajah warga Uni Eropa.Di bawah aturan GDPR, warga negara Eropa dapat bertanya kepada perusahaan apakah wajah mereka ada di database-nya dan meminta agar data biometrik mereka tidak lagi disertakan dalam pencarian. Lima permintaan seperti itu diajukan oleh juru kampanye privasi.Clearview mengatakan bahwa mereka secara sukarela telah memproses lima permintaan akses data yang dipermasalahkan yang hanya berisi informasi yang tersedia untuk umum, seperti ribuan lainnya yang telah diproses.Clearview menambahkan bahwa layanan mereka telah membantu ribuan lembaga penegak hukum di seluruh Amerika menyelamatkan anak-anak dari predator seksual, melindungi orangtua dari penjahat keuangan, dan menjaga keamanan komunitas. Pemerintah menurut Clearview menyatakan sangat membutuhkan teknologi Clearview untuk membantu menyelidiki kejahatan seperti pencucian uang dan perdagangan manusia.Tantangan hukum, yang didukung oleh Hermes Center for Transparency and Digital Rights, Homo Digitalis dan Noyb diserahkan kepada regulator data di Prancis, Austria, Italia, Yunani dan Inggris.Perusahaan rintisan yang berbasis di New York ini menggunakan alat untuk mengumpulkan gambar wajah secara otomatis yang terdeteksi di web. Alat ini dijalankan melalui perangkat lunak pengenal wajah dan disimpan di database yang aksesnya dijual ke perusahaan swasta dan lembaga penegak hukum.Prof Alan Woodward, seorang ilmuwan komputer di Universitas Surrey, mengatakan kasus ini akan membuka perdebatan hukum yang rumit tentang siapa yang memiliki gambar yang ditempatkan secara online dan bagaimana mungkin menegakkan hak jika gambar diambil melintasi batas negara.Dan akan ada pertanyaan yang lebih mendasar tentang apakah Clearview melanggar privasi dengan menggunakan gambar-gambar ini dalam database mereka untuk memungkinkan lembaga pemerintah mengidentifikasi individu.Clearview AI tidak asing dengan kontroversi dan telah menghadapi banyak tantangan hukum. Regulator data Inggris dan Australia meluncurkan penyelidikan bersama tahun lalu, sementara Swedia telah mendenda otoritas kepolisian nasionalnya karena menggunakan teknologi perusahaan untuk mengidentifikasi orang.Pada bulan Februari, komisaris privasi federal Kanada Daniel Therrien mengakhiri penyelidikan selama setahun ke perusahaan tersebut, menyimpulkan bahwa mereka mengumpulkan gambar tanpa sepengetahuan atau persetujuan pengguna dan menuntut agar menghapus foto-foto orang Kanada dari database-nya. Selama penyelidikan, Clearview mengumumkan tidak akan lagi beroperasi di Kanada.Sumber : BBC

Privacy International Gugat Legalitas Pengumpulan Wajah Clearview AI

Internet Sehat : Tanpa pembaruan kritis, perangkat speaker pintar Alexa dari Amazon dapat aktif sendiri dan mulai menjalankan perintah audio yang dikeluarkan oleh penyerang jarak jauh. Hal ini diungkapkan oleh peneliti infosec di Royal Holloway, University of London.Dengan mengeksploitasi kerentanan yang sekarang ditambal, orang jahat dengan beberapa akses ke speaker pintar dapat menyiarkan perintah ke dirinya sendiri atau ke speaker pintar lain di dekatnya, memungkinkan penjahat tersebut memulai peralatan pintar di dalam rumah, membeli barang yang tidak diinginkan, mengutak-atik kalender tertaut dan menguping pembicaraan pengguna sah.Hal ini merupakan temuan peneliti RHUL Sergio Esposito dan Daniele Sgandurra, bekerja dengan Giampaolo Bella dari Catania University Italia. Mereka menemukan kelemahannya, yang dijuluki Alexa versus Alexa (AvA), menggambarkannya sebagai a command self-issue vulnerability.Menurut peneliti tersebut, aktivasi mandiri perangkat Echo terjadi ketika file audio yang direproduksi oleh perangkat itu sendiri berisi perintah suara. Peneliti mengatakan bahwa mereka telah mengonfirmasi bahwa AvA memengaruhi perangkat Echo Dot generasi ketiga dan keempat (rilis terbaru, pertama kali dikirimkan pada September 2020).Untuk memicu serangan itu semudah menggunakan perangkat berkemampuan Alexa untuk mulai memutar file audio yang dibuat untuk dirinya sendiri. Dalam skenario ini, orang jahat hanya perlu menyetel stasiun radio internet (pada dasarnya server perintah-dan-kontrol, dalam istilah infosec) untuk mencapai kontrol atas perangkat.Sergio Esposito, salah satu tim peneliti, mengatakan bahwa Speech Synthesis Markup Language (SSML) memberi mereka rute lain untuk eksploitasi dengan keterampilan, terpisah dari pendekatan streaming radio. Dia menjelaskan bahwa hal ini adalah bahasa yang memungkinkan pengembang untuk memprogram bagaimana Alexa akan berbicara dalam situasi tertentu, misalnya sebuah tag SSML dapat mengatakan bahwa Alexa akan berbisik atau mungkin berbicara dengan suasana hati yang bahagia.Sumber : The RegisterSumber Foto : Wired

Alexa Amazon Dapat Dibajak Melalui Perintah dari Speaker Sendiri

Internet Sehat : Rumah mode mewah Italia Ermenegildo Zegna telah mengkonfirmasi serangan ransomware yang terjadi pada Agustus 2021 yang mengakibatkan pemadaman sistem TI yang ekstensif.Pengungkapan tersebut muncul dalam pengajuan Formulir SEC 424B3 yang memperbarui prospektus investasi mereka untuk memperingatkan investor tentang gangguan bisnis dan risiko pelanggaran data akibat serangan siber yang canggih.Untuk menyoroti potensi risiko investasi, laporan tersebut memberikan contoh serangan ransomware yang melanda perusahaan pada Agustus 2021 yang memengaruhi sebagian besar sistem TI dan menyebabkan gangguan skala besar.Zegna menggarisbawahi bahwa mereka tidak terlibat dengan pelaku ransomware dalam menegosiasikan pembayaran tebusan sehingga mereka harus memulihkan dari cadangan dalam minggu-minggu setelah insiden tersebut.Sementara Zegna sebelumnya telah mengungkapkan akses tidak sah ke sistem mereka pada saat itu, namun pengungkapan tersebut tidak sampai mengkonfirmasi hal tersebut karena serangan ransomware.Pengajuan Zegna ke SEC AS menyebutkan bahwa pada Agustus 2021, Zegna menjadi sasaran serangan ransomware yang memengaruhi sebagian besar sistem TI. Zegna menolak untuk terlibat dalam diskusi terkait pembayaran uang tebusan dan pihak yang bertanggung jawab menerbitkan materi akuntansi tertentu yang diambil dari sistem TI.Zegna secara terbuka mengumumkan pelanggaran sistem TI dan secara bertahap memulihkan sistem TI dari server cadangan yang aman selama minggu-minggu setelah pelanggaran.Tahun lalu, operasi RansomEXX mengklaim bertanggung jawab atas serangantersebut di mana data diterbitkan sebagai cara untuk lebih memeras korban agar membayar uang tebusan. Data yang bocor dicuri dari sistem Zegna dan diterbitkan oleh geng ransomware pada hari pengumuman perusahaan tentang serangan mereka.Sumber : Bleeping Computer

Italia

Prancis Perkenalkan Sistem Verifikasi Usia bagi Situs Web Dewasa

Prancis Perkenalkan Sistem Verifikasi Usia bagi Situs Web Dewasa

Privacy International Gugat Legalitas Pengumpulan Wajah Clearview AI

Privacy International Gugat Legalitas Pengumpulan Wajah Clearview AI

Alexa Amazon Dapat Dibajak Melalui Perintah dari Speaker Sendiri

Alexa Amazon Dapat Dibajak Melalui Perintah dari Speaker Sendiri

Rumah Mode Mewah Zegna Akui Serangan Ransomware

Rumah Mode Mewah Zegna Akui Serangan Ransomware

Literasi Digital

Makin Cakap Digital

Menu

Informasi