BerandaArtikelDetail Artikel
Kiat Menjaga dan Mengontrol Jejak Digital

Kiat Menjaga dan Mengontrol Jejak Digital

Senin, 10 Juni 20245-6 menit baca

Diposting oleh:Makin Cakap Digital


Share Artikel

Jejak digital adalah istilah yang mengacu pada segala data atau informasi yang ditinggalkan oleh kita saat menggunakan internet. Ini mencakup situs web yang dikunjungi, email yang dikirim, dan informasi yang dikirimkan ke layanan online (Christensson, 2014). Data atau informasi ini bisa berupa teks, gambar, video, audio, atau bentuk lainnya yang tersimpan di server, perangkat, atau media sosial. Jejak digital bisa berasal dari aktivitas yang disengaja maupun tidak disengaja oleh pengguna internet.

Jejak digital memiliki dua jenis, yaitu jejak digital aktif dan jejak digital pasif. Jejak digital aktif adalah data atau informasi yang sengaja dibagikan oleh pengguna internet ke ruang digital, seperti mengirim email, mengunggah konten di media sosial, berlangganan newsletter, mengisi survei online, dan sebagainya. Jejak digital aktif biasanya mencerminkan identitas, minat, opini, atau preferensi pengguna internet.

Jejak digital pasif adalah data atau informasi yang tanpa sadar ditinggalkan oleh pengguna internet saat berselancar di dunia maya, seperti alamat IP, riwayat pencarian, lokasi browsing, cookies, dan sebagainya. Jejak digital pasif biasanya mencatat perilaku, kebiasaan, atau pola pengguna internet.

Jejak digital bisa digunakan untuk berbagai tujuan, baik positif maupun negatif. Beberapa contoh penggunaan jejak digital yang positif adalah:

  • Personalized marketing: jejak digital bisa digunakan oleh penyedia layanan atau produk untuk menawarkan iklan atau penawaran yang sesuai dengan kebutuhan atau selera pengguna internet. Misalnya, jika kita sering mencari informasi tentang perjalanan wisata ke Bali, maka ia akan mendapatkan iklan tentang tiket pesawat, hotel, atau paket wisata ke Bali.
  • Background checking: jejak digital bisa digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengecek latar belakang kita sebelum melakukan kerjasama, perekrutan, pemberian beasiswa, atau hal lainnya. Misalnya, jika ingin melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut bisa melihat jejak digitalnya untuk menilai kualifikasi, kompetensi, atau reputasinya.
  • Bukti digital kejahatan siber: jejak digital bisa digunakan sebagai bukti untuk menangani kasus-kasus kejahatan di dunia maya, seperti penipuan, pencurian data, pelecehan, penghinaan, atau hal lainnya. Misalnya, jika kita menjadi korban penipuan online, maka ia bisa melaporkan jejak digital pelaku kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.


Namun, jejak digital juga bisa menimbulkan beberapa bahaya jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa contoh bahaya jejak digital adalah:

  • Memudahkan terjadinya pencurian data

jejak digital yang berisi data pribadi atau sensitif bisa dicuri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan mereka sendiri. Misalnya, jika memberikan data KTP atau kartu kredit saat mendaftar di sebuah situs online yang tidak terpercaya, maka data tersebut bisa disalahgunakan untuk melakukan transaksi ilegal.

  • Celah aksi scam

jejak digital yang berisi informasi tentang minat atau preferensi pengguna internet bisa dimanfaatkan oleh penipu online untuk menjerat korbannya dengan modus-modus tertentu. Misalnya, jika kita sering mencari informasi tentang investasi online, maka ia bisa mendapatkan pesan dari penipu yang menawarkan investasi palsu dengan iming-iming keuntungan besar.

  • Mempengaruhi reputasi profesional

jejak digital yang berisi konten-konten negatif, kontroversial, atau tidak pantas bisa merusak citra atau reputasi kita di mata publik, terutama di dunia profesional. Misalnya, jika sering mengunggah konten yang berisi hujatan, hoaks, atau pornografi di media sosial, maka ia bisa kehilangan kredibilitas atau kesempatan kerja.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna internet untuk mengelola jejak digital mereka dengan baik agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Berikut adalah beberapa cara untuk menghapus atau mengurangi jejak digital:

  • Ajukan permohonan penghapusan konten di Google

Jika ada konten yang tidak diinginkan atau merugikan yang muncul di hasil pencarian Google, maka pengguna internet bisa mengajukan permohonan penghapusan konten tersebut melalui legal help di laman Google Support. Namun, permohonan ini hanya berlaku untuk konten yang melanggar privasi, hak cipta, atau hukum.

  • Tutup akun lama yang sudah tidak dipakai

Jika ada akun-akun online yang sudah tidak dipakai lagi, seperti email, media sosial, atau situs lainnya, maka pengguna internet bisa menutup atau menghapus akun tersebut agar tidak menjadi sumber jejak digital. Cara ini juga bisa menghemat ruang penyimpanan dan mengurangi risiko kebocoran data.

  • Hapus unggahan lama

Jika ada unggahan-unggahan lama yang sudah tidak relevan atau sesuai lagi dengan kondisi saat ini, seperti status, foto, video, atau komentar di media sosial, maka pengguna internet bisa menghapus unggahan tersebut agar tidak menjadi bahan penilaian orang lain. Cara ini juga bisa membantu memperbarui citra atau reputasi online.

  • Hapus cookies

Cookies adalah file kecil yang disimpan oleh situs web di perangkat pengguna internet untuk menyimpan informasi tentang preferensi atau aktivitas online mereka. Cookies bisa bermanfaat untuk mempercepat proses loading situs web atau menampilkan iklan yang sesuai, tetapi juga bisa menjadi sumber jejak digital pasif. Oleh karena itu, pengguna internet bisa menghapus cookies secara berkala melalui pengaturan browser.

  • Periksa jejak digital di Google

Dengan mengunjungi tautan  https://myactivity.google.com/. Di laman ini adalah menu untuk menyimpan segala aktivitas aplikasi dan riwayat dari setiap perangkat yang terhubung. Kita bisa mengecek dan menghapus riwayat yang sudah tidak diperlukan.

Selain menghapus atau mengurangi jejak digital, pengguna internet juga bisa melakukan beberapa tips berikut untuk mengelola jejak digital mereka dengan lebih baik:

  • Menggunakan fitur incognito

Fitur incognito adalah fitur yang memungkinkan pengguna internet untuk berselancar di dunia maya tanpa menyimpan riwayat pencarian, cookies, atau data lainnya di perangkat mereka. Fitur ini bisa digunakan untuk menjaga privasi atau keamanan saat mengakses situs-situs tertentu.

  • Tidak asal membagikan data pribadi

Data pribadi adalah data yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kita secara langsung atau tidak langsung, seperti nama, alamat, nomor telepon, email, KTP, kartu kredit, dan sebagainya. Data pribadi harus dilindungi dan tidak asal dibagikan kepada pihak-pihak yang tidak terpercaya atau tidak diperlukan.

  • Memikirkan ulang sebelum mengunggah konten

Konten harus dipilih dan disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pengguna internet. Pengguna internet harus memikirkan ulang sebelum mengunggah konten apakah konten tersebut bermanfaat, positif, sopan, dan sesuai dengan hukum.


References




Share Artikel

Artikel Terkait

Lihat Semua
Ilustrasi belajar melalui perangkat digital.
Rabu, 25 September 2024

Etika Digital: Kunci Keamanan dan Kemandirian Anak di Dunia Maya

Kini anak-anak pun sudah mampu menggunakan perangkat digital. Walau begitu, pengawasan orang dewasa sangat dibutuhkan agar anak-anak tidak kecanduan internet dan terhindar dari konten yang tidak seharusnya diakses oleh anak seusianya. Artikel ini akan menjelaskan tentang kiat-kiat menjaga anak dari dampak negatif penggunaan gawai dan akses internet yang berlebihan.

Ilustrasi keamanan data di internet.
Rabu, 03 Juli 2024

Tingkatkan Bisnis Online dengan Lindungi Data Pelanggan

Data pelanggan adalah aset berharga bagi toko online untuk mengembangkan bisnis. Karena itulah, toko online bertanggung jawab melindungi data pelanggan dengan cara yang tepat agar tidak dicuri dan disalahgunakan oleh pihak lain. Ketahui lebih jauh tentang etika meminta dan melindungi data pelanggan untuk kelancaran bisnis toko online dalam artikel ini!

Ilustrasi berbelanja di e-commerce.
Selasa, 02 Juli 2024

Ini Netiket Saat Berbelanja di Ruang Digital

Belanja online sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat masa kini. Dengan segala kemudahan dan promo yang ditawarkan membuat minat belanja online semakin meningkat. Namun, belanja online pun punya etika yang harus dipatuhi agar terhindar dari masalah saat berbelanja. Ketahui dan pehami etika saat belanja online melalui artikel ini!

Ilustrasi berkomunikasi melalui ruang digital.
Senin, 01 Juli 2024

Serba-serbi Partisipasi dan Kolaborasi Digital Ala Netiket

Ruang digital menyediakan wadah untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan berkarya tanpa batasan ruang dan waktu. Namun, partisipasi ini tentu ada etikanya. Artikel ini akan membahas aturan dan etika yang harus kita patuhi dalam berpartisipasi dan berkolaborasi di ruang digital.

Ilustrasi konten negatif di internet.
Minggu, 30 Juni 2024

Jurus Cakap Hadapi Konten Negatif

Masih banyak masyarakat yang terjebak dalam konten negatif. Bukan terbatas pada dunia maya, efek dari paparan konten negatif juga dapat berdampak pada kehidupan nyata. Kenali lebih dalam tentang konten negatif dan cara menghadapinya melalui artikel ini agar terhindar dari dampak buruk konten negatif!

Ilustrasi hukum dalam internet.
Sabtu, 29 Juni 2024

Melanggar Netiket Bisa Kena Sanksi!

Sering menemui perilaku yang tidak pantas di internet? Seperti berbahasa kasar, menyebarkan informasi palsu, atau saling menghina di internet? Hal ini termasuk dalam pelanggaran netiket, dan dapat dikenakan sanksi tergantung tingkat pelanggarannya. Ketahui apa saja yang termasuk pelanggaran netiket beserta sanksinya dalam artikel ini!


Makin Cakap Digital © 2023 All rights reserved