BerandaArtikelDetail Artikel

Twitter Minta Maaf karena Algoritma Image Cropping Cenderung Rasis

Senin, 21 September 20205-6 menit baca

Diposting oleh:content producer


Share Artikel

Internet Sehat : Twitter telah meminta maaf atas algoritma pemotongan foto atau Image Cropping yang cenderung rasis setelah pengguna menemukan fitur tersebut secara otomatis fokus pada wajah kulit putih daripada wajah kulit hitam. Twitter mengatakan telah menguji layanan tersebut untuk mencari bias sebelum mulai menggunakannya, tetapi sekarang harus menerima bahwa hal tersebut tidak berjalan cukup baik.

Twitter telah lama memotong gambar secara otomatis untuk mencegahnya memakan terlalu banyak ruang di feed utama dan untuk memungkinkan beberapa gambar ditampilkan dalam tweet yang sama. Perusahaan menggunakan beberapa alat algoritmik untuk mencoba fokus pada bagian terpenting gambar, mencoba memastikan bahwa wajah dan teks tetap berada di bagian gambar yang dipotong.

Namun pengguna mulai melihat kekurangan fitur tersebut selama akhir pekan. Orang pertama yang menyoroti masalah ini adalah mahasiswa PhD Colin Madland, yang menemukan masalah tersebut sambil menyoroti bias rasial yang berbeda dalam perangkat lunak konferensi video Zoom.

Ketika Madland yang berkulit putih memposting gambar dirinya dan rekan berkulit hitam yang telah dihapus dari panggilan Zoom setelah algoritma gagal mengenali wajahnya, Twitter secara otomatis memotong gambar tersebut untuk hanya menampilkan Madland.

Orang lain menindaklanjuti dengan eksperimen yang lebih bertarget, termasuk pengusaha Tony Arcieri, yang menemukan bahwa algoritma tersebut akan secara konsisten memotong gambar senator AS Mitch McConnell dan Barack Obama untuk menyembunyikan mantan presiden. Hasil serupa ditemukan untuk model stok foto, karakter Simpsons Lenny dan Carl, dan bahkan labrador emas dan labrador hitam.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Twitter mengakui bahwa perusahaan memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Twitter mengatakan bahwa tim mereka menguji bias sebelum mengirimkan model dan tidak menemukan bukti bias rasial atau gender dalam pengujian. Namun dari contoh yang ada Twitter mengakui bahwa mereka memiliki lebih banyak analisis yang harus dilakukan. Twitter berjanji akan terus membagikan apa yang mereka pelajari, tindakan apa yang mereka ambil, dan akan membuka sumber analisis sehingga orang lain dapat meninjau dan mereplikasi.

Twitter bukan perusahaan teknologi pertama yang menemukan dirinya berjuang untuk menjelaskan bias rasial yang nyata dalam algoritmanya. Pada tahun 2018, terungkap bahwa Google melarang layanan Photo mereka untuk tidak pernah memberi label apa pun sebagai gorila, simpanse, atau monyet, setelah mendapat kecaman karena berulang-kali salah memberi label pada gambar orang kulit hitam dengan istilah rasis tersebut.

Sumber : The Guardian


Share Artikel

Artikel Terkait

Lihat Semua
Ilustrasi belajar melalui perangkat digital.
Rabu, 25 September 2024

Etika Digital: Kunci Keamanan dan Kemandirian Anak di Dunia Maya

Kini anak-anak pun sudah mampu menggunakan perangkat digital. Walau begitu, pengawasan orang dewasa sangat dibutuhkan agar anak-anak tidak kecanduan internet dan terhindar dari konten yang tidak seharusnya diakses oleh anak seusianya. Artikel ini akan menjelaskan tentang kiat-kiat menjaga anak dari dampak negatif penggunaan gawai dan akses internet yang berlebihan.

Ilustrasi keamanan data di internet.
Rabu, 03 Juli 2024

Tingkatkan Bisnis Online dengan Lindungi Data Pelanggan

Data pelanggan adalah aset berharga bagi toko online untuk mengembangkan bisnis. Karena itulah, toko online bertanggung jawab melindungi data pelanggan dengan cara yang tepat agar tidak dicuri dan disalahgunakan oleh pihak lain. Ketahui lebih jauh tentang etika meminta dan melindungi data pelanggan untuk kelancaran bisnis toko online dalam artikel ini!

Ilustrasi berbelanja di e-commerce.
Selasa, 02 Juli 2024

Ini Netiket Saat Berbelanja di Ruang Digital

Belanja online sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat masa kini. Dengan segala kemudahan dan promo yang ditawarkan membuat minat belanja online semakin meningkat. Namun, belanja online pun punya etika yang harus dipatuhi agar terhindar dari masalah saat berbelanja. Ketahui dan pehami etika saat belanja online melalui artikel ini!

Ilustrasi berkomunikasi melalui ruang digital.
Senin, 01 Juli 2024

Serba-serbi Partisipasi dan Kolaborasi Digital Ala Netiket

Ruang digital menyediakan wadah untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan berkarya tanpa batasan ruang dan waktu. Namun, partisipasi ini tentu ada etikanya. Artikel ini akan membahas aturan dan etika yang harus kita patuhi dalam berpartisipasi dan berkolaborasi di ruang digital.

Ilustrasi konten negatif di internet.
Minggu, 30 Juni 2024

Jurus Cakap Hadapi Konten Negatif

Masih banyak masyarakat yang terjebak dalam konten negatif. Bukan terbatas pada dunia maya, efek dari paparan konten negatif juga dapat berdampak pada kehidupan nyata. Kenali lebih dalam tentang konten negatif dan cara menghadapinya melalui artikel ini agar terhindar dari dampak buruk konten negatif!

Ilustrasi hukum dalam internet.
Sabtu, 29 Juni 2024

Melanggar Netiket Bisa Kena Sanksi!

Sering menemui perilaku yang tidak pantas di internet? Seperti berbahasa kasar, menyebarkan informasi palsu, atau saling menghina di internet? Hal ini termasuk dalam pelanggaran netiket, dan dapat dikenakan sanksi tergantung tingkat pelanggarannya. Ketahui apa saja yang termasuk pelanggaran netiket beserta sanksinya dalam artikel ini!


Makin Cakap Digital © 2023 All rights reserved